Idul Adha, salah satu momen penting bagi umat muslim di seluruh dunia untuk merayakan peristiwa kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Selain berkurban, umat muslim juga memiliki tradisi untuk menyelenggarakan aqiqah sebagai ungkapan syukur atas kelahiran anak baru di keluarga.
Aqiqah sendiri adalah sebuah tradisi yang dilakukan dengan menyembelih seekor hewan sebagai tanda syukur atas kelahiran seorang bayi. Hewan yang biasanya dipilih adalah kambing atau domba. Selain sebagai ungkapan syukur, aqiqah juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan kerabat.
Menyambut Idul Adha dengan menyelenggarakan aqiqah untuk bayi baru lahir tentu akan menjadi momen yang berkesan dan istimewa. Selain berkurban, keluarga juga bisa memadukan momen Idul Adha dan aqiqah dalam satu waktu sehingga memudahkan dalam hal pengorganisasian dan persiapan.
Namun, perlu diingat bahwa penyelenggaraan aqiqah harus dilakukan dengan mengikuti tata cara dan syariat yang benar. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah memilih hewan yang layak untuk disembelih. Hewan yang akan disembelih harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti sehat, tidak cacat, dan cukup umur.
Setelah memilih hewan yang layak, selanjutnya adalah menentukan jumlah daging aqiqah yang akan dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Biasanya, daging aqiqah dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, kerabat, dan sahabat.
Menyambut Idul Adha dengan aqiqah untuk bayi baru lahir bukan hanya sekedar ungkapan syukur, namun juga bisa menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan kerabat. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan penyelenggaraan aqiqah dengan matang dan mengikuti tata cara serta syariat yang benar agar momen tersebut menjadi berkesan dan membawa keberkahan bagi keluarga.