Aqiqah adalah sebuah upacara yang dilakukan oleh umat Muslim sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak. Tradisi ini dilakukan dengan menyembelih seekor hewan yang layak untuk dikonsumsi dan membagikan daging tersebut kepada keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar. Namun, apakah melakukan aqiqah untuk bayi yang baru lahir merupakan sebuah kewajiban?
Menurut pandangan mayoritas ulama, melakukan aqiqah untuk bayi yang baru lahir adalah sunnah muakkad, atau sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini didasarkan pada hadis dari Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan aqiqah untuk cucunya, Hasan dan Husain. Selain itu, aqiqah juga dianggap sebagai bentuk pengenalan dan penghormatan kepada Allah SWT atas anugerah seorang anak.
Meskipun tidak diwajibkan, melakukan aqiqah memiliki banyak manfaat. Selain sebagai bentuk syukur, aqiqah juga dapat membantu mempererat hubungan antara keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar. Daging aqiqah yang dibagikan dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan mengurangi kesenjangan sosial. Selain itu, aqiqah juga dapat menjadi bentuk amal jariyah, karena daging yang disumbangkan dapat dinikmati oleh orang-orang yang membutuhkan.
Namun, perlu diingat bahwa pelaksanaan aqiqah harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal. Pertama, hewan yang disembelih haruslah hewan yang sehat dan layak konsumsi. Kedua, jumlah hewan yang disembelih harus sesuai dengan kemampuan finansial keluarga. Ketiga, daging yang diperoleh dari aqiqah harus dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dalam menjalankan tradisi aqiqah, sebaiknya kita mengikuti ajaran Islam yang benar dan memperhatikan kepentingan orang lain. Semoga aqiqah yang kita lakukan dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.
